In the Science book exist in apparent motion. In the book History there is a statue. If we want to have knowledge. Happy and immovable reading.

Friday, October 17, 2014

Cara Membuat Daftar Isi yang Cepat

Welcome to my blog. This time i will share to you all "Cara membuat daftar isi yang cepat". Saya mendapat ilmu ini dari dosen Aplikasi Komputer saya yang sangat membantu dalam hal pembuatan daftar isi.

Karena tutorialnya panjang, maka saya menyarankan buat teman-teman semua untuk mendownload-nya aja.

Over here friend - - - > Cara Membuat Daftar Isi yang Cepat
or
Over here friend - - - > How to create a table of contents quickly

Thank you for visiting..
God Blees Us..


For example:


Friday, October 10, 2014

Wilhelm Heinrich Sundermann, Penerjemah Alkitab ke Bahasa Nias



Wilhelm Heinrich Sundermann (1849-1919) adalah seorang Ahli Bahasa, Penyebar agama Kristen di Nias, dan Doktor Kehormatan dari Martin Luther University Halle-Wittenberg. Lahir di Ladbergen pada 24 Oktober 1849, Sundermann dikenal karena keberhasilannya menyusun Soera Ni’amoni’ö, Alkitab terjemahan berbahasa Nias.

Sundermann mengikuti pelatihan seminari Rheinische Missionsgesellschaft (RMG) di Barmen, antara tahun 1871 – 1875. Setelah itu, ia pun berangkat ke Nias untuk mengabarkan Injil disana.

Selama di Nias, Sundermann memusatkan perhatiannya untuk belajar Bahasa Nias dan merumuskan tata bahasanya. Pada tahun 1882 ia pun mendirikan sebuah Sekolah Guru, di Dahana.

Sundermann berada di Nias sampai tahun 1910. Pada tahun 1909, seluruh isi Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru selesai diterjemahkannya ke dalam Bahasa Nias. Inilah karya terbesarnya untuk Pelayanan Injil di Nias. Terjemahan ini kemudian diterbitkan oleh Nederlandsch Bijbelgenootschap (Komunitas Alkitab Belanda) pada tahun 1911, yang dikenal dengan Soera Ni’amoni’ö.

Tanggal 28 Agustus 1911, atas jasa-jasanya, Sundermann dianugerahi penghargaan Orde van Oranje-Nassau Oleh Ratu Belanda Wilhelmina. Ia meninggal di Göttingen, Jerman pada usia 70 tahun.

Beberapa karya yang dihasilkan Sundermann antara lain:
1892, Kurzgefasste Niassische Grammatik.

Famura, Senjata Api Kuno Prajurit Nias



Famura (Bahasa Inggris: Blunderbuss) adalah senjata api kuno yang banyak dipakai oleh para prajurit Nias pada abad ke-19. Famura termasuk senjata berkaliber besar, bentuknya menyerupai pipa dengan ujung laras yang mengembang.

Senjata ini sangat efektif untuk pertempuran jarak dekat. Famura di Nias, pada gagangnya dihiasi dengan ukiran yang indah untuk menambah nilai magis dan kewibawaan bagi senjata tersebut.

Di daratan Sumatra juga dikenal senjata serupa yang disebut Pemuras. Kemungkinan besar istilah Famura diambil dari kata ini.

Amunisi
Amunisi yang digunakan Famura, biasanya berupa peluru bundar dari timah atau logam lainnya dan belum memakai selongsong. Bubuk mesiu dan peluru dimasukan kedalam laras Famura, lalu ketika pelatuknya ditarik, bubuk mesiu berfungsi sebagai pencetus ledakan yang akan mendorong amunisi keluar. Karena akurasinya yang tidak terlalu baik, Famura lebih banyak digunakan untuk pertahanan.

Sejarah
Famura kemungkinan besar berasal dari pertukaran dengan para pedagang Portugis dan daratan Sumatra (Aceh). Namun kemudian orang Nias juga mulai membuat senjata semacam ini terutama masyarakat di daerah To’ene, Nias Selatan. (NS1)

Sumber: niassatu.com