Aturan Debet dan Kredit Perkiraan Riil
Pada perkiraan aktiva sisi sebelah kiri perkiraan digunakan untuk mencatat pertambahan dan sisi kanan digunakan untuk mencatat pengurangan. Sedangkan pada perkiraan hutang dan modal adalah berlawanan dengan perkiraan aktiva, sisi kanan untuk mencatat pertambahan dan sisi kiri untuk mencatat pengurangan.
Untuk semua jenis perkiraan, baik perkiraan-perkiraan
aktiva, kewajiban, hutang, maupun modal, sisi kiri disebut sisi debet dan sisi
kanan disebut sisi kredit. Dengan demikian, sisi debet bisa menunjukkan
pertambahan dan bisa juga pengurangan, tergantung pada jenis perkiraannya.
Begitu pula sisi kredit bisa menunjukkan penambahan atau pengurangan. Aturan
pendebetan dan pengkreditan untuk perkiraan-perkiraan riil dinyatakan sebagai berikut:
DEBET:
DEBET:
1. Pertambahan
(+) untuk perkiraan aktiva.
2. Pengurangan
(-) untuk perkiraan hutang.
3. Pengurangan
(-) untuk perkiraan modal.
KREDIT:
1. Pengurangan
(-) untuk perkiraan aktiva.
2. Pertambahan
(+) untuk perkiraan hutang.
3. Pertambahan
(+) untuk perkiraan modal.
Aturan Debet dan
Kredit Perkiraan Nominal
Aturan pendebetan dan pengkreditan untuk perkiraan-perkiraan pendapatan dan biaya, didasarkan pada hubungan antara perkiraan-perkiraan tersebut terhadap modal. Laba bersih atau rugi bersih dalam suatu periode seperti yang nampak dalam laporan rugi laba, merupakan pertambahan bersih atau pengurangan bersih atas modal.
Agar pengumpulan data untuk menyusun laporan rugi-laba dapat dilakukan dengan mudah maka dalam buku besar harus dibuat perkiraan-perkiraan untuk mencatat pendapatan dan biaya. Perkiraan pendapatan menambah modal sedangkan biaya mengurangi modal. Perkiraan modal bertambah pada sisi kredit sedangkan perkiraan modal berkurang pada sisi debet. Maka dalam hubungannya dengan perkiraan modal, aturan debet dan kredit perkiraan nominal (pendapatan dan biaya) adalah sebagai berikut:
DEBET:
Aturan pendebetan dan pengkreditan untuk perkiraan-perkiraan pendapatan dan biaya, didasarkan pada hubungan antara perkiraan-perkiraan tersebut terhadap modal. Laba bersih atau rugi bersih dalam suatu periode seperti yang nampak dalam laporan rugi laba, merupakan pertambahan bersih atau pengurangan bersih atas modal.
Agar pengumpulan data untuk menyusun laporan rugi-laba dapat dilakukan dengan mudah maka dalam buku besar harus dibuat perkiraan-perkiraan untuk mencatat pendapatan dan biaya. Perkiraan pendapatan menambah modal sedangkan biaya mengurangi modal. Perkiraan modal bertambah pada sisi kredit sedangkan perkiraan modal berkurang pada sisi debet. Maka dalam hubungannya dengan perkiraan modal, aturan debet dan kredit perkiraan nominal (pendapatan dan biaya) adalah sebagai berikut:
DEBET:
1. Pertambahan
(+) untuk perkiraan biaya.
2. Pengurangan
(-) untuk perkiraan pendapatan.
KREDIT:
1. Pengurangan
(-) untuk perkiraan biaya.
2. Pertambahan
(+) untuk perkiraan pendapatan.
Pada akhir periode akuntansi, saldo perkiraan modal dan
biaya dilaporkan dalam laporan rugi-laba. Saldo perkiraan nominal dalam buku
besar kemudian dipindahkan ke perkiraan ringkasan pendapatan dan biaya yang
disebut perkiraan Rugi-laba. Saldo perkiraan Rugi-laba yang menggambarkan laba
atau rugi periode yang bersangkutan kemudian dipindahkan ke perkiraan modal.
Saldo perkiraan-perkiraan aktiva, hutang dan modal dilaporkan dalam neraca, dan
saldo perkiraan ini akan dibawa ke periode akuntansi berikutnya.
Jadi jelaslah bahwa saldo perkiraan pendapatan dan biaya akan berakhir pada perkiraan Rugi-laba yang selanjutnya akan dipindahkan ke perkiraan modal sehingga tidak ada saldo perkiraan nominal yang dibawa ke periode akuntansi berikutnya, sedangkan saldo-saldo perkiraan riil pada akhir periode akan dibawa ke periode akuntansi berikutnya sebagai saldo awal
Jadi jelaslah bahwa saldo perkiraan pendapatan dan biaya akan berakhir pada perkiraan Rugi-laba yang selanjutnya akan dipindahkan ke perkiraan modal sehingga tidak ada saldo perkiraan nominal yang dibawa ke periode akuntansi berikutnya, sedangkan saldo-saldo perkiraan riil pada akhir periode akan dibawa ke periode akuntansi berikutnya sebagai saldo awal
Sumber: Seputar Akuntansi
No comments:
Post a Comment